Pedagang rokok dan kopi asongan



Pedagang rokok dan kopi asongan
Pedagang rokok dan kopi asongan
Pedagang rokok dan kopi asongan - ​Dede Rahmat seorang pedagang rokok dan kopi asongan yang berjualan disekitar Jln. Asia Afrika, Jln. Braga dan Pasarbaru Bandung. Dede tinggal disebuah kontrakan yang bertempat di Gang Apandi, Braga Kota Bandung, dalam Satu kontrakan dihuni oleh 7 orang yang berprofesi sama sebagai pedagang asongan dengan membayar kontrakan sebesar Rp 525 ribu per bulan.


Pria asli Singa Jaya, Kota Garut ini pernah berjualan minuman dengan menggunakan gerobak/pedagang kaki lima selama 12 Tahun. Namun karena barang dagangannya ada yang mencuri beserta gerobaknya, terpaksa tidak bisa berjualan lagi sebagai PKL. Adapun pengalaman disaat menjadi PKL, Dede pernah disita gerobak beserta barang dagangannya oleh petugas karena berjualan di Zona merah yang tidak boleh dipakai untuk berjualan.

“Barang dagangan abdi disita ku petugas salami tilu dinten, salami di sita abdi teu tiasa icalan” Kata Dede saat diwawancara ketika sedang berjualan di Jln. Braga dengan menggunakan bahasa Sunda yang artinya,barang dagangan saya disita oleh petugas selama tiga hari, selama disita saya tidak bisa berjualan.

Setelah barang dagangannya hilang, pria yang sudah dikaruniai 2 anak ini beralih profesi menjadi pedagang asongan, dimana dengan berjualan keliling tidak membutuhkan biaya tambahan seperti sewa tempat dan bayar listrik. 

Modal berjualan rokok dan kopi asongan sekitar Rp1,5 juta dan barang dagangan biasa didapat dari grosir yang berada di Jln. Naripan dan mulai berjualan jam 8 pagi sampai jam 9 malam, khusus hari Sabtu dan Minggu bisa menghasilkan uang sebesar Rp 400 ribu, tapi dihari biasa pendapatan tidak tentu. 

Untuk sementara pria berusia 36 Tahun ini tetap bertahan sebagai pedagang asongan, karena belum memiliki modal yang cukup untuk mencoba usaha lain.

Cita-cita abdi mah gaduh kios, tapi kanggo samentara mah jualan asongan sampe gaduh modal” kata Dede, yang artinya Cita-cita saya memiliki kios, tapi untuk sementara jualan asongan sampai mempunyai modal.

Tiga minggu sekali Dede pulang ke kampung halamannya dengan menggunakan angkutan umum/bus dengan ongkos Rp50 Ribu sampai ke tempat tujuan untuk menemui keluarga dan memberikan hasil berjualan asongan.

Dari hasil berjualan selama ini sudah bisa menafkahi keluarga dan mampu membayar biaya sekolah kedua anaknya. Sementara istrinya dikampung tidak memiliki pekerjaan dan hanya bisa mengurus rumah tangga dan anak.

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar