Komunitas WEGI(We Energy Green Industri) sebagai kumpulan manusia yang peduli akan
kelestarian lingkungan Industri, kembali melaksanakan kegiatan Jelajah Green Industri yang ke-6. Sasaran jelajah kali ini adalah sebuah industri besar yang
berada di kawasan Kamojang, Kabupaten Bandung dan sekaligus berbatasan dengan
Kabupaten Garut, perusahan industri tersebut adalah Pertamina Geothermal Energy
(PGE) Kamojang .
Untuk
melaksanakan kunjungan tersebut tim jelajah yang berasal dari beberapa daerah,
di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa barat, sepakat melakukan kunjungan
pada Jumat (11/11/2016). Keberangkatan perwakilan komunitas WEGI dipusatkan di
Jakarta, kecuali untuk peserta yang berasal dari Bandung menunggu di tempat
makan Bebek Kaleyo Bandung.
Rombongan
komunitas WEGI berangkat dari Kota Bandung pada pukul 14.00 WIB dengan
menggunakan jalur TOL Pasteur menuju exit TOL Cileunyi. Rombongan sempat terjebak
macet yang diakibatkan oleh banjir di kawasan Rancaekek Kabupaten Bandung dan
terjebak selama hampir dua jam, sehingga akhirnya seluruh peserta tiba di
Lokasi PGE Kamojang pada pukul 19.00 WIB.
Menjelang malam
setelah semuanya beristirahat dan melepaskan lelah selama perjalanan dilanjutkan
dengan acara gathering sesama peserta untuk meningkatkan keakaraban dan saling mengenal
lebih dalam anatara satu sama lainnya. Meskipun acara dikemas secara sederhana,
tapi berlangsung meriah karena rangkaian acara berlangsung tanpa ada batasan
yang membedakan satu sama lain.
Mengenal lebih dalam PGE Kamojang
PGE Kamojang
adalah sebuah perusahaan yang mengelola industri potensi panas bumi yang berada
di kawasan Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa
Barat. Dimana perusahaan ini merupakan
anak dari PT Pertamina yang selama ini dikenal sebagai perusahaan terbesar di
Indonesia. Pertamina Kamojang ini memiliki lima titik sumur bor penghasil energi
panas bumi yang digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Energi panas bumi yang dihasilkan dari ke-5 sumur tersebut sebagian untuk
dijual ke PT Indonesia Power dan dikelola sendiri. Energi panas bumi yang
dihasilkan dalam bentuk uap panas dari sumur 1, 2 dan 3 untuk dijual ke PT
Indonesia Power, sedangkan untuk sumur 4 dan 5 dikelola secara langsung oleh PGE Kamojang,
tapi hasinya untuk di jual ke PLN juga.
Tour lokasi Industri Pertamina Kamojang
Dalam kesempatan
ini seluruh peserta jelajah melakukan tour di kawasan industri untuk
membuktikan kelayakan lingkungan industri ramah lingkungan yang ada di
Pertamina Kamojang. Kunjungan pertama melakukan peninjauan sebuah sumur bor
energi panas bumi, di kawasan ini terdapat sumur penghasil energi panas bumi
dengan pipa berwarna silver dan sumur injeksi dengan pipa warna hijau.
Di sini
peserta mendapatkan pengetahuan tentang fungsi dari sumur bor yang ada di
lokasi, dan tidak hanya semata – mata panas bumi dapat keluar dari dalam perut
bumi, ada cara khusus untuk keluarkan uap panas dari dalam tanah dengan cara
melakukan injeksi air ke dalam perut bumi, dan dengan air tersebut panas bumi menghasilkan uap
panas yang menghembus kencang keluar melalui pipa warna silver.
Kedalaman
dari setiap sumur bor yang ada di kawasan industri geothermal Kamojang ini bervariasi,
mulai dari kedalaman 1,5 Kilo meter sampai 3 Kilo meter.
Gedung Geothermal Information Center
PGE Kamojang
memiliki sebuah gedung yang dijadikan sebagai pusat informasi tentang industri
panas bumi yang bernama Geothermal Informiation Center (GIC), dimana gedung ini
merupakan pusat informasi panas bumi satu – satunya di Indonesia. Di dalam
gedung ini terdapat beberapa ruangan, di antaranya bagian depan terdapat mata
bor yang pernah digunakan untuk melakukan pemboran sumur Geothermal dengan
berbagai ukuran dengan fungsi yang berbeda, selain itu pula terdapat sample
bebatuan yang dihasilkan dari hasil pngeboran perut bumi.
Berikutnya di dalam
gedung terdapat ruangan audio visual untuk memperlihatkan semua yang
berhubungan dengan energi panas bumi, selain ruangan audio visual terdapat pula
ruangan khusus yang diisi dengan denah miniatur kawasan industri PGE Kamojang
dan miniatur mesin produksi energi panas bumi.
Kualitas energi
panas bumi ini tergantung pada kondisi alam sekitar, karena apabila alam
di sekitanya dalam kondisi rusak, maka energi yang dihasilkan pun akan menurun
kualitasnya. Ada pun cara untuk bisa tetap menjaga keutuhan lingkungan yang
dilakukan oleh Pertamina Kamojang adalah melakukan penanaman pohon dan menjaga
kebersihan lingkungan sekitar kawasan industri. Fungsi dari pepohonan yang ada di kawasan industri panas
sendiri adalah untuk tetap menjaga kandungan air yang berada di dalam bumi.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Perjalanan tour
kawasan industri dilanjutkan menuju lokasi Pembagkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) milik Pertamina kamojang, meskipun peserta tidak diperbolehkan turun dari
mobil karena alasan keamanan, tapi tidak mengurangi pengetahuan yang didapat,
dimana di tempat ini terdapat sebuah bangunan yang digunakan untuk mengubah
energi panas bumi menjadi energi listrik.
Seperti yang sudah disebutkan tadi
bahwa untuk menghasilkan energi listrik dari panas bumi adalah dengan
mengalirkan uap panas yang menghembus kencang dari perut bumi menuju turbin
penggerak generator pembangkit listrik dan uap panas yang sudah digunakan
sebagai pemutar turbin kemudian didinginkan sehingga menjadi cair dan airnya
kembali digunakan untuk injeksi kedalam perut bumi dan prosesnya terus berulang
seperti itu.
Sesuai tema dari awal tentang energi ramah lingkungan, disini
peserta jelajah mendapatkan bukti bahwa PGE Kamojang adalah industri ramah
lingkungan, dimana dalam produksi energi listrik yang dihasilkan dari
geothermal ini tidak mengakibatkan polusi atau pencemaran terhadap lingkungan
disekitar kawasan industri karena hanya memiliki pencemaran di bawah 0,sekian
persen yang diakibatkan oleh gas beracun H2S.
Kawasan Wisata Kawah Kamojang
Selain melakukan
tour kawasan industri peserta pun mendapat kesempatan untuk berkunjung ke
kawasan wisata kawah Kamojang. Kawasan wisata ini terdiri dari beberapa kawah
dan di antaranya adalah kawah Manuk, Kawah Kereta dan kawah hujan. Rombongan
berkunjung ke kawah Kereta, kawah Kereta adalah sumur bor panas bumi pertama yang
dibuat oleh Belanda dan saat ini sudah tidak digunakan untuk pembangkit
listrik. Di kawah ini rombongan mendapat kesempatan untuk menjajal hembusan uap
panas dari dalam perut bumi dengan cara melemparkan plastik diatas semburan uap
panas, sehingga plastik tersebut terbang ke udara.
Perjalanan
dilanjutkan menuju kawah Hujan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kawah
Kereta, di lokasi kawah hujan terdapat
sebuah tumpukan batu yang mengeluarkan uap panas, dimana uap tersebut digunakan
untuk mandi uap oleh para pengunjung, selain itu terdapat pula sebuah semburan
air panas dari dalam tanah dan karena itulah disebut kawah hujan. Di kawah
hujan ini seluruh peserta menjajal mandi uap yang dipandu oleh seorang juru
kunci, dimana uap panas ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit, salah satu di antaranya adalah jerawat.
Konservasi Elang Jawa Kamojang untuk menjaga
kepunahan
Perjalanan
terakhir jelajah green industri berkunjung ke kawasan konservasi Elang Jawa, ada pun tujuan didirikannya konservasi Elang Jawa tersebut adalah untuk menjaga kelestarian populasi elang yang mulai
mengalami penurunan. Ada sekitar 50 ekor Elang Jawa yang tengah menjalani
rehabilitasi oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).
Elang
tersebut menjalani rehabilitasi karena pernah dipelihara oleh manusia sehingga
tidak layak untuk dilepaskan di alam liar, untuk mengatasi masalah tersebut
Pertamina Kamojang bekerja sama dengan BBKSDA untuk melakukan rehabilitasi terhadap
Elang Jawa dan nantinya setelah bisa beradaptasi akan dilepas ke alam liar.
Elang Jawa terancam punah karena beberapa faktor, di antaranya karena Elang
jenis ini bertelur dalam jangka waktu dua tahun sekali, itu pun setiap elang
hanya menghasilkan satu butir telur, dan faktor lainnya adalah karena ulah manusia yang sengaja memburu elang untuk dipelihara secara pribadi.
Elang Jawa dalam
bahasa Internasionalnya adalah Javan Hawk Eagle (Nisaetus bartelsi), dengan
ukuran panjang tubuh 60 – 70 Cm, rentang sayap 100 – 130 Cm dan berat sekitar
1500 – 2500 gram. Elang jenis ini tersebar hampir di seluruh hutan pegunungan di
Pulau Jawa, di antaranya Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun salak, Gunung Sawal,
Gunung Simpang, Gunung Tangkuban Perahu, Panaruban, Cagar alam Takokak Cianjur, Gunung Ciremai,
Gunung Selamet, Baturaden, Dieng dan Gunung Merapi.
Untuk makanan yang biasa
dikonsumsi oleh Elang jawa adalah mamalia kecil dan binatang pengerat seperti
tupai, kelelawar, bunglon, luwak, anak kera, burung dan reptil. Burung yang
dianggap mirip dengan lambang negara Indonesia (burung Garuda) ini resmi
dilindungi dalam Undang – undang No. 5 tahun 1990, PP7 dan 8 tahun 1999.
Ditetapkan sebagai satwa Nasional PP No. 41/1993 pada 10 Januari 1993 karena
kemiripannya dengan burung Garuda.
Simbolis penanaman pohon |
Dengan berkunjung
ke kawasan konservasi elang ini seluruh
peserta mendapat pengalaman dan pemahaman tentang elang, dimana hewan jenis
predator ini tidak layak untuk dipelihara di pemukiman atau di rumah karena berbahaya
untuk kesehatan. Diakhir sesi penjelajahan di kawasan industri PGE Kamojang ini
dilakukan penutupan rangkaian acara yang diakhiri dengan aksi penanaman bibit
pohon Kibeureum oleh perwakilan komunitas WEGI di sekitar lokasi konservasi
Elang sebagai bukti cinta terhadap lingkungan alam.
Baca juga artikel tentang Pertamina Geothermal Energy Kamojang lakukan konservasi Elang Jawa
Baca juga artikel tentang Pertamina Geothermal Energy Kamojang lakukan konservasi Elang Jawa
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar