Konservasi Elang Jawa di Pertamina Kamojang |
Elang Jawa merupakan spesies predator yang saat ini populasinya mulai langka sehingga jarang ditemui di alam liar. Untuk menjaga agar populasi elang jawa tetap ada, Pertamina Kamojang lakukan Konservasi elang jawa sebagai bukti kepedulian Pertamina mendukung keneka ragaman hayati.
Hingga saat ini jumlah Elang Jawa yang ada di lokasi konservasi Kamojang berjumlah 50 ekor dan tengah menjalani rehabilitasi oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Elang Jawa tersebut menjalani rehabilitasi karena kondisinya yang tidak layak untuk dilepas di alam liar, dimana sejumlah elang ini tadinya pernah dipelihara oleh manusia sehingga menjadi jinak, bahkan tidak hanya itu saja yang terjadi pada elang peliharaan manusia banyak yang mengalami cacat pada bagian tubuhnya di antaranya patah sayap dan patah kaki.
Elang Jawa atau Javan Hawk Eagle (Nisaetus bartelsi), memiliki ukuran panjang tubuh 60 – 70 Cm, rentang sayap 100 – 130 Cm dan berat sekitar 1500 – 2500 gram. Elang Jawa ini populasinya hanya terdapat di Pulau Jawa dan tidak bisa hidup di luar daerah lain , ada pun beberapa daerah yang menjadi tempat elang jawa ini berada di antaranya adalah Cagar alam Takokak Cianjur, Gunung Ciremai, Gunung Selamet, Baturaden, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun salak, Gunung Sawal, Gunung Simpang, Gunung Tangkuban Perahu, Panaruban, Dieng dan Gunung Merapi.
Burung jenis predator ini dianggap mirip dengan lambang negara Indonesia yaitu burung Garuda. Oleh karena kemiripannya dengan lambang negara, burung elang jawa ini resmi dilindungi oleh pemerintah dalam Undang – undang No. 5 tahun 1990, PP7 dan 8 tahun 1999. Ditetapkan sebagai satwa Nasional PP No. 41/1993 pada 10 Januari 1993 karena kemiripannya dengan burung Garuda.
Ada pun persyaratan
untuk bisa memelihara Elang Jawa secara pribadi atau perorangan di antaranya
harus memiliki sangkar atau kandang yang memadai, ukuran sangkar minimal memiliki panjang 4 meter,
lebar 3 meter dan tinggi 3 meter. Bahan pembuatan sangkar pun harus menggunakan
jaring dan tidak boleh menggunakan ram kawat karena ditakutkan akan melukai
tubuh elang tersebut.
Kenapa sangkar elang harus memiliki luas yang memadai? Karena
elang memiliki ukuran tubuh yang cukup besar sehingga butuh ruang untuk gerak
yang luas, selain itu sangkar elang harus berada di tempat terbuka karena elang
membutuhkan sinar matahari untuk melepaskan virus dalam tubuhnya. Elang
memiliki virus yang dapat menular, baik pada sesama jenis maupun pada manusia,
maka daripada itu sbenarnya tidak layak untuk dipelihara di rumah bahkan
pemerintah pun sudah melarang agar tidak melakukan pemeliharaan terhadap burung
elang karena burung predator tersebut termasuk
hewan langka yang dilindungi oleh pemerintah.
Pertamina Kamojang melakukan konuservasi Elang Jawa untuk dilepas kembali ke alam liar, dimana elang yang sudah lolos uji karantina akan dilepas ke alam liar dan untuk yang tidak lolos uji karantina akan tetap tinggal di tempat konservasi elang tersebut, kecuali untuk elang yang memiliki virus yang mematikan sehingga membahayakan bagi elang lainnya dan juga manusia, maka elang tersebut akan dimusnahkan dengan cara disuntik mati.
Elang Jawa merupakan jenis burung yang setia terhadap pasangannya, dimana jenis burung ini tidak akan berpindah pasangan dengan yang lainnya meskipun pasangannya telah mati. Oleh karena itulah jenis Elang Jawa ini populasinya tidak bayak, selain itu pula burung predator ini hanya bisa bertelur dalam dua tahun satu kali, itu pun hanya bisa menghasilkan satu butir telur. Pihak pengelola pun sudah berusaha untuk memadukan elang jantan dan betina yang ada di tempat konservasi tapi hingga saat ini masih belum bisa menghasilkan pasangan elang yang serasi.
Pertamina Kamojang melakukan konuservasi Elang Jawa untuk dilepas kembali ke alam liar, dimana elang yang sudah lolos uji karantina akan dilepas ke alam liar dan untuk yang tidak lolos uji karantina akan tetap tinggal di tempat konservasi elang tersebut, kecuali untuk elang yang memiliki virus yang mematikan sehingga membahayakan bagi elang lainnya dan juga manusia, maka elang tersebut akan dimusnahkan dengan cara disuntik mati.
Elang Jawa merupakan jenis burung yang setia terhadap pasangannya, dimana jenis burung ini tidak akan berpindah pasangan dengan yang lainnya meskipun pasangannya telah mati. Oleh karena itulah jenis Elang Jawa ini populasinya tidak bayak, selain itu pula burung predator ini hanya bisa bertelur dalam dua tahun satu kali, itu pun hanya bisa menghasilkan satu butir telur. Pihak pengelola pun sudah berusaha untuk memadukan elang jantan dan betina yang ada di tempat konservasi tapi hingga saat ini masih belum bisa menghasilkan pasangan elang yang serasi.
Baca juga artikel tentang Jelajah Green Industri 2016 Pertamina Kamojang
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar