Ketua LPA Majalengka khawatir akan keselamatan para pemburu Bus telolet

Sekumpulan anak merekam bus telolet
Sekumpulan anak merekam bus telolet
Menjelang akhir tahun 2106 ini hampir seluruh warga Indonesia digetrengerkan dengan tren Om telolet om. Meskipun ini adalah sebuah tradisi lama yang biasa dilakukan oleh anak – anak yang berada disekitar jalan yang dilintasi oleh bus antar kota dan Provinsi, namun baru akhir – akhir ini tren ini booming setelah ada beberapa orang yang mengupload video sekumpulan anak yang berteriak meminta kepada supir bus untuk membunyikan klaksonnya yang berbunyi telolet.

Dengan beredarnya video tersebut akhirnya menjadi tren yang menyebar luas, bahkan bukan hanya di negara Indonesia saja, beberapa warga negara asing pun turut merasa penasaran dengan tren om telolet om. Tren bus telolet yang dianggap sudah mulai berlebihan mengundang kehawatiran akan terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh anak – anak yang sengaja menunggu bus lewat untuk mendengar suara klakson unik tersebut hingga rela turun ke jalan raya. 

Menanggapi tren masyarakat yang tengah menggandrungi fenomena tersebut, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Majalengka, Aris, mengatakan bahwa aksi masyarakat khususnya anak - anak yang coba mencari dan merekam bus dengan bunyi klakson telolet hingga jalan bebas hambatan atau TOL sangatlah berbahaya.

"LPA mengimbau kepada orangtua untuk melakukan pengawasan jangan sampai kemudian membahayakan diri dengan mengejar  sampai ke TOL.  Sehingga, terlena dan terjadi kecelakaan atau perusakan sarana orang lain," papar Aris, Kamis (22/12/2016).

Aris pun menegaskan, apabila aksi itu mengakibatkan kecelakaan maka harus segera dilarang. Oleh karena itu, fungsi pengawasan orangtua yang sangat dibutuhkan terkait fenomena Om telolet om. Kalau pada akhirnya menghadirkan imajinasi, melalaikan kewajiban, melalaikan waktu istirahat, melalaikan keselamatan diri, maka harus dilarang. Maka kuncinya harus dibangun literasi dan kesadaran. 

“Memang itu sebuah tanda kebahagian yang memang tidak berbiaya namun, dilihat dari sudut lain membahayakan dan mengganggu cobalah untuk membuat tren yang lebih kreatif lagi bersifat produktif itu jauh lebih dari keren.”pungkas Aris.


Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar