Dialog Publik dan Kampanye Anti Korupsi bersama LSM GGMH. |
Tidak terasa Kota Bandung akan
segera melaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Walikota Bandung pada tahun 2018
nanti. Dimana masa kepemimpinan Walikota Bandung Ridwan Kamil akan segera
berakhir dan dirinya akan mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat dalam
Pilgub Jabar nanti. Kini Kota Bandung membutuhkan sosok pemimpin untuk
menggantikan pria yang akrab disapa Kang Emil ini, dan tentunya dibutuhkan
seorang yang bisa membawa perubah Kota Kembang ini kearah yang signifikan.
Menjelang Pilwalkot Bandung 2018 ini
muncul beberapa nama Calon Walikota yang akan bersaing berebut suara dalam
pesta demokrasi tersebut. Nasib Kota Bandung akan segera ditentukan, dan semua
pilihan ada di tangan masyarakat, Karena untuk membangun Kota Bandung lebih
maju dan lebih baik lagi tentunya dibutuhkan sosok pemimpin yang jujur dan
mampu mengayomi masyarakat serta terbebas dari korupsi.
Korupsi menjadi bencana besar dalam
pemerintahan, karena merugikan bangsa dan Negara, tidak sedikit dari kalangan
pejabat yang terjerat kasus korupsi dan berakhir di pengadilan. Untuk mengawal
calon pemimpin di Kota Bandung dimasa yang akan datang agar tidak terpengaruh
dengan buaian korupsi, maka LSM Gerakan Ganyang Mafia Hukum (GGMH) di bawah pimpinan
Torkis Parlaungan, menyelenggarakan dialog publik dan kampanye anti korupsi
dalam rangka memperingati hari anti korupsi se-dunia tahun 2017, yang bertempat
di aula PMI, Jln. Aceh No.79, Kota Bandung, Jawa Barat. Jumat (08/12/2017).
Adapun tema yang diusung dalam dialog
publik ini adalah “Mengawal pemimpin 2018, menuju Bandung tanpa pungli
dan korupsi”. Kegiatan dialog ini awalnya direncanakan akan dihadiri oleh
para calon Walikota Bandung, namun berhubung banyak kendala yang terjadi maka
beberapa dari nama Cawalkot Bandung tersebut berhalangan untuk hadir. Satu-satunya
Calon Walikota Bandung yang hadir dalam acara ini adalah Yana Mulyana, SE., M.M.
Torkis Parlaungan (sebelah kiri) memberikan pelakat kepada Yana Mulyana (sebelah kanan). |
Yana Mulyana menambahkan, sudah seharusnya
pemerintah Kota Bandung melayani masyarakat dengan sebaik mungkin karena
masyarakat sudah memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah juga harus
bisa memperkecil bahkan menghilangkan peluang terjadinya tidak korupsi yang
merugikan Negara dan bangsa.
Mayjen Purnawirawan, Dedi Budiman,
sebagai narasumber berikutnya menjelaskan bahwa sosok pemimpin yang baik itu
yang banyak membaca dan paham agama sesuai dengan kepercayaanya masing-masing. Membaca
dalam arti yang sesungguhnya, yaitu membaca yang tersurat dan tersirat, membaca
kehendak diri, membaca kehendak tuhan, membaca lingkungan , dan membaca perkembangan
zaman.
Untuk saat ini ancaman bagi bangsa
Indonesia yang paling bahaya adalah korupsi, karena dari situ akibatnya bisa bermacam-macam , dan yang paling pokok terkena
dampak korupsi ini adalah pembangunan yang tidak berjalan, sehingga
mengakibatkan banyak pengangguran dan rakyat miskin.
Sekarang ancaman untuk Negara inibukan
militer, tapi ancamn non militer, yaitu dengan menghancurkan ekonomi dan
mengadu domba antar sesama. Ancaman ekonomi sudah di depan mata, sebagaimana
banyak pengusaha asing yang sudah menguasai perekonomian Negara Indonesia.
Untuk Indonesia supaya sejahtera
dan lebih maju terutama Kota Bandung yang akan melaksanakan pemilihan Walikota
tahun 2018 nanti, maka dibutuhkan sosok pemimpin yang paham dengan Pancasila
dan cinta tanah air serta mampu mengembalikan pemerintahan kepada Undang-undang
Dasar 1945.
Baca juga Bayar Zakat dan Wakaf Kekinian di Zaman Now
Baca juga Bayar Zakat dan Wakaf Kekinian di Zaman Now
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar