Gunung Tampomas Sumedang. Pic By Youtube. |
Legenda Gunung Tampomas Sumedang - Dahulu kala berdiri sebuah kerajaan yang dikenal dengan nama kerajaan Sumedang Larang yang subur makmur kerta raharja, begitupun dengan rakyatnya tidak pernah kekurangan sandang pangan. Di sebelah utara pusat kerajaan Sumedang Larang ini terdapat sebuah gunung bernama Gunung Gede.
Di balik pemandangan yang indah, hutan yang ada disekitar Gunung Gede ini sangat bermanfaat untuk kehidupan seluruh rakyat kerajaan. Dengan adanya hutan ini, wilayah kerajaan tidak pernah mengalami kekeringan, sekalipun dalam keadaan musim kemarau. Begitu pula ketika musim penghujan tiba tidak pernah mengalami banjir.
Selain kondisi tempat yang subur, rakyat kerajaan Sumedang Larang sangat beruntung karena negaranya dipimpin oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Sang Raja merupakan seorang perwira yang gagah perkasa dan ditakuti oleh kerajaan lain atau pemberontak yang memiliki niat merusak kerajaan. Sang Raja memberi larangan agar rakyatnya tidak merusak hutan, dan seluruh rakyat pun mentaati titah rajanya.
Suatu malam Kerajaan yang selama ini tentram, aman sentosa mendadak berubah gaduh karena terjadi gempa yang disertai suara gemuruh yang sangat dahsyat. Orang-orang berhamburan keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri karena merasa takut tempat huniannya roboh.
Anak kecil dan kaum perempuan menjerit histeris ketakutan. Dari kejauhan terlihat api yang membumbung ke udara di atas puncah Gunung Gede, ditambah dengan suara gemuruh yang semakin kencang dan gempa pun semakin mengguncang bumi.
Anak kecil dan kaum perempuan menjerit histeris ketakutan. Dari kejauhan terlihat api yang membumbung ke udara di atas puncah Gunung Gede, ditambah dengan suara gemuruh yang semakin kencang dan gempa pun semakin mengguncang bumi.
Semakin lama mereka akhirnya sadar, bahwa Gunung Gede ini akan meletus. Keesokan harinya langit tertutup asap hitam yang sangat tebal, alam menjadi gelap gulita, dan sesekali terlihat kilatan cahaya seperti kilatan petir. Melihat keadaan seperti itu, sang Raja sangat merasa sedih, dirinya yakin kalau Gunung Gede ini meletus.
Rakyatnya akan banyak yang menjadi korban, hutan rusak, sawah dan ladang pun demikian, begitu pula dengan hewan akan mati semuanya. Rakyat yang selamat pun akan mengalami hidup sengsara dalam waktu yang cukup lama, karena yang menjadi sumber kehidupan rakyat Sumedang Larang rusak semuanya.
Rakyatnya akan banyak yang menjadi korban, hutan rusak, sawah dan ladang pun demikian, begitu pula dengan hewan akan mati semuanya. Rakyat yang selamat pun akan mengalami hidup sengsara dalam waktu yang cukup lama, karena yang menjadi sumber kehidupan rakyat Sumedang Larang rusak semuanya.
Dengan langkah yang sangat lunglai, Raja pun masuk ke dalam keraton dan kemudian masuk ke ruangan khusus untuk bersemedi meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Beliau meminta agar diberikan petunjuk untuk menangani keadaan negaranya yang sedang dilanda musibah. Karena sang Raja bersemedi terlalu lama, akhirnya Ia tidak sadarkan diri/pingsan.
Dalam keadaan pingsan, raja mimpi bertemu dengan sosok orang tua yang sakti dan berwibawa. Orang tua ini lalu berbicara, ”Hai raja yang mulia, kalau Anda ingin menyelamatkan rakyat dan kerajaan, lempar keris emas pusaka warisan tetua ke kawah Gunung Gede.”
Lalu Raja pun sadarkan diri, sambil duduk lalu berbicara kepada seluruh orang yang ada di sekitarnya, “Saya harus secepatnya pergi ke kawah Gunung Gede, untuk melemparkan keris pusaka!” Serentak orang yang berkumpul disana merasa aneh dengan apa yang diucapkan oleh Raja, sekaligus merasa khawatir akan keselamatannya.
Mereka mengira bahwa Raja belum sadar dari pingsannya, dan mereka pun berpikir, kalau raja mendekati area kawah Gunung Gede akan sangat berbahaya bagi jiwanya.
Mereka mengira bahwa Raja belum sadar dari pingsannya, dan mereka pun berpikir, kalau raja mendekati area kawah Gunung Gede akan sangat berbahaya bagi jiwanya.
Semua orang memohon agar Raja istirahat kembali, tapi Ia menolak dan tekadnya sudah bulat untuk menahan Gunung Gede supaya tidak meletus. Lalu Raja pun berdiri mengambil keris emas pusaka dan kemudian meninggalkan istana kerajaan. Meskipun jalan menuju puncak gunung sangat terjal dan harus melintasi semak belukar, tapi itu tidak menghalangi tekad sang Raja untuk menuju kawah Gunung Gede.
Sesampainya di tempat yang dituju, Raja berdiri di bibir kawah, lalu mengambil keris emas pusaka yang terselip di pinggangnya. Raja pun berdoa memohon agar tidak terjadi bencana gunung meletus yang akan merusak dan menghancurkan kerajaan serta rakyatnya, kemudian keris emas pusaka tersebut dilemparkan ke dalam kawah.
Aneh bin ajaib, kawah yang tadinya hampir meletus, mendadak berhenti. Suara gemuruh, asap hitam dan kilatan petir pun seketika hilang. Sang Raja punkemudian sujud mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang sudah memberikan pertolongan. Lalu Ia pun pergi meninggalkan kawah dan turun gunung menuju istana kerajaan Sumedanglarang
Semenjak peristiwa itu nama Gunung Gede berubah menjadi gunung Tampomas. Dimana nama Gunung Tampomas ini memiliki arti sebuah gunung yang sudah menerima Emas, yaitu emas yang berupa keris pusaka yang dilemparkan oleh sang Raja. Hingga saat ini gunung yang ada di sebelah utara Kota Sumedang ini dikenal dengan nama Gunung Tampomas.
Ini hanya sebuah cerita rakyat yang beredar di Sumedang, benar atau tidaknya wallohu alam, dan masih banyak cerita versi lainnya tentang Gunung Tampomas ini. Terlepas dari legendanya, Gunung Tampomas memiliki pemandangan yang sangat indah, sehingga banyak wisatawan yang datang untuk menikmati pesona alamnya yang molek.
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar