Seni Gegel Jubleg dari Cisewu Garut. |
Seni Gegel Jubleg, Atraksi Yang Mengerikan Dari Cisewu Garut - Seni budaya peninggalan leluhur merupakan sebuah warisan yang sangat berharga dan wajib dilestarikan oleh generasi penerus bangsa. Budaya daerah merupakan ciri khas dari kehidupan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.
Keberadaan seni budaya warisan leluhur kini menjadi sesuatu yang langka dan jarang ditemui karena tergerus oleh kebudayaan modern. Salaah satu jenis budaya yang hampir punah adalah Seni Gegel Jubleg dari Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Keberadaan seni budaya warisan leluhur kini menjadi sesuatu yang langka dan jarang ditemui karena tergerus oleh kebudayaan modern. Salaah satu jenis budaya yang hampir punah adalah Seni Gegel Jubleg dari Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Apa itu yang disebut dengan seni Gegel Jubleg?
Tidak semua orang mengetahui kesenian ini, karena kesenian ini jarang tampil di hadapan masyarakat, bahkan sempat dianggap hilang. Nama Gegel Jubleg terdiri dari dua suku kata yang terdiri dari kata Gegel dan Jubleg. Gegel memiliki arti gigit, sedangkan Jubleg adalah alas untuk menumbuk padi/lumpang yang terbuat dari kayu.
Seni Gegel Jubleg merupakan atraksi seni yang memadukan antara kekuatan fisik dan musik tradisional. Para pemain kesenian dari Cisewu ini melakukan sebuah atraksi menggigit Jubleg sambil menari-nari. Pertunjukan ini tentunya tidak sembarangan, karena Jubleg yang digigit memiliki bobot sekitar 25 kg, bahkan bisa lebih dari itu.
Lalu bagaimana cara mengigitnya?
Cara menggigit jubleg itu sebenarnya tidak langsung menggigit badan lumpang kayunya, karena permukaannya cukup besar. Tidak mungkin bisa digigit langsung. Untuk mempermudahnya maka ditancapkan paku di bagian bawah lumpang kayu tersebut.
Paku tersebut yang dijadikan tempat untuk menggigit jubleg. Ketika pakunya digigit, maka jublegnya akan meggantung. Terbayang kan benda dengan bobot di atas 25 Kg menggantung di gigi pemain Gegel Jubleg? Jika kita melakukannya tanpa latihan, tentunya gigi akan rontok.
Paku tersebut yang dijadikan tempat untuk menggigit jubleg. Ketika pakunya digigit, maka jublegnya akan meggantung. Terbayang kan benda dengan bobot di atas 25 Kg menggantung di gigi pemain Gegel Jubleg? Jika kita melakukannya tanpa latihan, tentunya gigi akan rontok.
Biasanya sebelum melakukan atraksi Gegel Jubleg dibutuhkan latihan dan ritual khusus. Di setiap pertunjukan akan ada seorang sesepuh (orang ahli) yang melakukan ritual untuk memberikan kekuatan kepada para pemain kesenian khas Cisewu ini.
Kesesnian Gegel Jubleg dipadukan dengan musik tradisional seperti kendang penca, reog, calung, atau angklung sebagai pengiring pemain yang sedang menari.
Agar kesenian ini terlihat lebih greget lagi biasanya dikolaborasikan dengan seni debus yang sama-sama mempertontonkan kekuatan fisik manusia. Pemain debus memiliki tubuh yang kuat dan kebal dari senjata tajam. Pemain debus menggunakan golok untuk menyayat kulinya, dari mulai kaki, tangan, perut, dan lidah. Dijamin penonton meringis melihatnya karena sangat megerikan.
Memang mengerikan jika melihat penampilan para seniman dari kecamatan Cisewu ini. Lalu kenapa jika mengerikan kesenian ini dipertontonkan ?
Iya memang kesenian ini sengaja dirancang supaya mengerikan, karena pada awalnya seni Gegel Jubleg ini ditujukan untuk menakut-nakuti penjajah. Dahulu kala ketika penjajah menduduki Cisewu, ada salah satu warga yang berinisiatif menciptakan kesenian tersebut dan dipentaskan di hadapan para penjajah dengan tujuan supaya mereka takut ketika melihat kekuatan fisik yang dimiliki oleh masyarakat Cisewu.
Kesenian Gegel Jubleg hingga kini masih ada dan dijaga kelestariannya oleh masyarakat Cisewu. Dulunya kesenian tradisional ini sering dipentaskan dalam acara hajatan, namun seiring perkembangan zaman seni buhun ini sudah tidak pernah tampil lagi dalam hajatan warga. Seni pamer kekuatan fisik tersebut hanya ditampilkan dalam acara besar seperti ulang tahun Kabupaten Garut.
Semoga ada generasi penerus dari kesenian Gegel Jubleg ini, karena kalau tidak, kesenian ini akan punah dan anak cucu kita nanti tidak akan pernah melihatnya lagi. Semoga pemerintah Kabupaten Garut bisa melestarikan kesenian warisan nenek moyang ini.
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar