Asal Mula Desa Mangunjaya Pangandaran

Desa Mangunjaya
Kantor Desa Mangunjaya. 

Asal Mula Desa Mangunjaya Pangandaran - Mataram adalah kerajaan yang pernah menguasai Pulau Jawa, kecuali Banten dan Batavia karena sejak tahun 1619 dikuasai Belanda. Kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Sultan Agung merupakan kerajaan berbasis pertanian dengan menerapkan ajaran Islam.
 

Saat itu Pemerintahan Kasultanan Mataram Islam menjalin hubungan baik dengan VOC. Tapi, lambat laun VOC mulai memonopoli perdagangan di wilayah Mataram. Hal ini membangkitan kemarahan masyarakat dan pemerintahan Mataram.


Sultan Agung merasa geram, kemudian mengutus pasukan dan beberapa panglima untuk menyerang markas pusat VOC di Batavia (Jakarta). Salah satu senopati utusan Mataram yang memimpin pasukan perang adalah Dalem Jaya Mustafa.


Sesampainya di Batavia, pasukan yang dipimpin Dalem Jaya Mustafa langsung menggencarkan serangan tanpa beristirahat terlebih dahulu. Selama dua pekan pasukan anti VOC ini melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda yang memiliki perlengkapan perang lengkap dan canggih.


Pertempuran yang tidak seimbang antara VOC dan pasukan Mataram mengakibatkan banyak korban berjatuhan, sehingga bala tentara yang tersisa pun mundur dari medan perang. Tentara yang mulanya pergi atas nama perang akhirnya mundur dan melakukan perjalanan pulang menuju Mataram. 


Dalam perjalanan menuju Mataram, pasukan yang kalah dalam berperang ini singgah di sebuah bukit  (Bukit Sengkol) yang dianggap aman untuk beristirahat bersama. Dari atas bukit ini pasukan bisa melihat ke semua arah sehingga bisa memantau kalau ada pihak musuh dari arah bawah.


Di bukit ini senopati Jaya Mustafa mengambil keputusan dan mengajak bala tentaranya agar menetap dan tidak kembali ke Mataram karena merasa malu oleh Sultan Agung Mataram. Sesusai kesepakatan bersama akhirnya Dalem Jaya Mustafa dan bala tentara menetap di tempat peristirahatan tersebut dan menamainya Bangunjaya/Mangunjaya.


Bukit yang dijadikan tempat persinggahan Jaya Mustafa dan pasukannya ini berada di bukit Sengkol, Dusun Gimbal, dengan ditandai pohon serut besar dan tiga buah batu yang sampai saat ini masih ada. Bahkan ketiga betu tersebut dianggap sebagai batu keramat oleh warga sekitar.


Tempat persinggahan Dalem Jaya Mustafa dan bala tentara ini kemudian menjadi cikal bakal atau sejarah terbentuknya Desa Mangunjaya. Saat ini Desa Mangunjaya terdiri atas 7 dusun, yaitu Dusun Mangunjaya, Dusun Gimbal, Dusun Sindang, Dusun Bantarhuni, Dusun Poris, Dusun Pasirlaja, dan Dusun Gerendong. Serta memiliki 7 RW dan  51 RT yang tersebar merata di setiap dusun.


Masyarakat Desa Mangunjaya memiliki dua suku yang berbeda, yaitu suku Sunda dan suku Jawa. Meskipun begitu, perbedaan suku antar penduduk desa bukan menjadi penghalang untuk tetap menjaga keharmonisan antar penduduk. Masyarakat Desa Mangunjaya tetap menghargai satu sama lain dan tidak menjadikan perbedaan itu sebagai suatu halangan.


Desa Mangunjaya berkembang menjadi Kemantren Mangunjaya. Setelah ada pemekaran wilayah, kemudian menjadi Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran. Kecamatan Mangun Jaya meliputi Desa Jangraga, Desa Kertajaya, Desa Mangunjaya, Desa Sindang Jaya, dan Desa Sukamaju.


Baca juga Legenda Situ Bagendit Garut

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar