Qullayyu, Pupujian Saat Menunggu Adzan Isya yang Bisa Bikin Hati Tentram - Pada awal penyebaran agama Islam di tanah Pasundan, para ulama dan kiyai menggunakan berbagai metode, termasuk pupujian, sebagai sarana untuk menarik minat orang agar mau masuk dan mempelajari agama Islam.
Pupujian atau nadoman adalah sebuah istilah dalam bahasa Sunda yang memiliki arti lantunan lagu yang isinya tentang pepatah atau ajakan shalat, serta ayat-ayat Al-qur'an.
Hingga saat ini, tradisi pupujian di pedesaan masih bisa kita dengarkan setiap menunggu datangnnya waktu shalat. Nadoman biasa dilantunkan oleh para santri saat menunggu datangnya waktu shalat Ashar, Magrib, atau Isya.
Namun, ada keistimewaan tersendiri dalam tradisi pupujian di Desa Legokherang, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan. Di sana, terdapat sebuah pupujian khusus yang hanya dilantunkan saat menunggu waktu shalat Isya, yaitu Qullayyu.
Qullayu merupakan lantunan ayat tujuh yang diambil dari beberapa surah dalam Al-Qur'an dan kemudian dijadikan sebagai pupujian dengan nada dan cengkok yang sangat khas. Melalui keunikan dalam melantunkannya, Qullayu menciptakan suasana yang sangat syahdu, memadukan keindahan nada dengan makna ayat yang disampaikan.
Nada dan cengkok yang mendayu-dayu selalu terngiang-ngiang di telinga, menciptakan irama yang melambangkan ketenangan dan kedamaian. Setiap lantunan Qullayyu tidak hanya meresap di telinga, tetapi juga merasuk ke dalam hati, memberikan suasana tenang dan tentram.
Lantunan ayat tujuh bisa kita jumpai di mana saja. Tapi, cengkok dan irama Qullayyu yang syahdu dan bisa bikin hati tentram hanya ada di Legokherang.
Berikut adalah syair Qullayu yang terdiri dari 7 ayat yang diambil dari beberapa surah dalam Al-Qur'an:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Bismillahirrahmanirrahim.
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn. (Surat At-Taubah ayat 51).
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka bikhairin fa lā rādda lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā`u min 'ibādih, wa huwal-gafụrur-raḥīm. (Surat Yunus ayat 107).
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn. (Surat Hud ayat 6).
إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm. (Surat Hud ayat 56).
وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا ٱللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Wa ka`ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahallāhu yarzuquhā wa iyyākum wa huwas-samī'ul-'alīm. (Surat Al-Ankabut ayat 60).
مَّا يَفْتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin fa lā mumsika lahā, wa mā yumsik fa lā mursila lahụ mim ba'dih, wa huwal-'azīzul-ḥakīm. (Surat Al-Fathir ayat 2).
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ إِنْ أَرَادَنِىَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَٰشِفَٰتُ ضُرِّهِۦٓ أَوْ أَرَادَنِى بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَٰتُ رَحْمَتِهِۦ ۚ قُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ ۖ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
Wa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqụlunnallāh, qul a fa ra`aitum mā tad'ụna min dụnillāhi in arādaniyallāhu biḍurrin hal hunna kāsyifātu ḍurrihī au arādanī biraḥmatin hal hunna mumsikātu raḥmatih, qul ḥasbiyallāh, 'alaihi yatawakkalul-mutawakkilụn. (Surat Az-Zumar ayat 38).
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar