![]() |
Mantra Sunda Singlar. |
Mantra Singlar: Penolak Bahaya dalam Budaya Sunda - Mimin jadi inget cerita dari kakek dulu. Waktu kecil, setiap ada hujan badai atau kejadian aneh di kampung, orang tua pasti buru-buru baca mantra sambil mengusap tangan ke wajah.
Salah satu mantra yang sering dipakai adalah Singlar.
Katanya, ini bukan sembarang mantra, tapi punya kekuatan buat menolak bahaya, entah itu bencana alam, kejahatan, atau penyakit.
Nah, penasaran nggak sih, gimana sebenarnya mantra Singlar ini bekerja? Yuk, kita kupas tuntas!
Apa Itu Mantra Singlar?
Singlar adalah salah satu jenis mantra dalam budaya Sunda yang digunakan untuk menolak berbagai macam bahaya. Kata Singlar sendiri berarti menolak atau menghindarkan.
Mantra ini sering diucapkan dalam situasi tertentu, seperti saat menghadapi cuaca buruk, saat merasa ada energi negatif, atau untuk mengusir penyakit dan kejahatan.
Biasanya, yang menggunakan mantra ini adalah orang-orang yang punya ilmu kebatinan, seperti kuncen (penjaga tempat keramat), orang tua yang mewarisi ilmu dari leluhur, atau mereka yang memang memiliki kepekaan spiritual.
Cara Kerja Mantra Singlar
Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, mantra Singlar dipercaya bekerja dengan cara mengirimkan energi perlindungan.
Setiap kata dalam mantra memiliki kekuatan khusus, terutama jika diucapkan dengan keyakinan penuh dan dalam keadaan yang khusyuk.
Mantra ini sering kali diiringi dengan:
- Gerakan tangan seperti mengusap wajah atau meniup udara sebagai tanda perlindungan.
- Penggunaan media tertentu, seperti air atau daun-daunan untuk memperkuat efeknya.
- Dilisankan dengan suara pelan atau bahkan dalam hati, tergantung situasinya.
Contoh Mantra Singlar
Berikut adalah salah satu versi mantra Singlar yang sering digunakan dalam budaya Sunda:
Di cai una jaya, di darat jaya una.
Nu calik dina sirah cai, Pun Ratu nu Mutih.
Abimanyu ah mingkem ah mingkem.
Mugia Gusti nyarengan abdi.
Makna dari Mantra Ini:
Di cai una jaya, di darat jaya una.
Artinya seseorang akan selalu berjaya dan selamat baik di air maupun di darat. Ini mencerminkan perlindungan menyeluruh.
Nu calik dina sirah cai, Pun Ratu nu Mutih.
Merujuk pada sosok gaib yang dipercaya sebagai penjaga air, yaitu Pun Ratu nu Mutih, sosok spiritual yang melindungi dari bahaya.
Abimanyu ah mingkem ah mingkem.
Nama Abimanyu dalam pewayangan dikenal sebagai ksatria tak terkalahkan. Ah mingkem ah mingkem berarti diam atau terkunci, yang bisa diartikan sebagai perisai agar musuh atau bahaya nggak bisa menyakiti.
Mugia Gusti nyarengan abdi.
Artinya Semoga Tuhan menyertai saya, sebagai bentuk permohonan perlindungan tertinggi.
Kapan Mantra Singlar Digunakan?
Mantra ini bisa digunakan dalam berbagai situasi, seperti:
- Saat ada badai atau hujan angin yang berpotensi merusak rumah atau ladang.
- Ketika seseorang merasa ada ancaman gaib atau energi negatif di sekitarnya.
- Sebagai doa perlindungan agar dijauhkan dari penyakit atau wabah.
- Sebelum bepergian jauh, terutama ke tempat yang dianggap angker atau berbahaya.
Mantra seperti ini nggak hanya sekadar rangkaian kata, tapi juga dipercaya bekerja ketika diucapkan dengan keyakinan yang kuat.
Biasanya, orang yang menggunakannya juga menambahkan gerakan tertentu, seperti menengadahkan tangan atau menghembuskan napas sebagai simbol pelepasan energi negatif.
Mantra Singlar adalah bagian dari kearifan lokal masyarakat Sunda yang diwariskan turun-temurun sebagai bentuk perlindungan dari berbagai bahaya.
Dengan keyakinan dan ketulusan, mantra ini dipercaya dapat menangkal bencana, penyakit, dan energi negatif.
Hingga kini, meskipun sudah jarang digunakan oleh generasi muda, masih ada beberapa masyarakat adat yang melestarikannya.
Jadi, buat kamu yang tertarik dengan budaya Sunda dan warisan leluhur, mantra Singlar ini bisa jadi salah satu ilmu yang menarik untuk dipelajari.
Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar