Toko Jamu Babah Kuya Bandung, Legenda Herbal yang Masih Eksis di Era Modern

 

Toko Jamu Babah Kuya Bandung
Toko Jamu Babah Kuya di Bandung.

Toko Jamu Babah Kuya Bandung, Legenda Herbal yang Masih Eksis di Era Modern


Waktu kecil, Mimin sering diajak ke Pasar Baru Bandung. Bukan buat belanja baju atau jajanan, tapi buat beli jamu di sebuah toko tua yang aromanya khas banget. Di sekitar toko tercium aroma rempah, kayu manis, dan sedikit aroma tanah.


Toko itu bernama Babah Kuya, dan sampai sekarang, tempat ini masih berdiri kokoh di Jalan Pasar Barat No. 44, di belakang Pasar Baru.


Nggak cuma bertahan, tapi juga jadi saksi sejarah pengobatan tradisional di Bandung sejak tahun 1838.


Sejarah Panjang Babah Kuya: Dari Abad ke-19 Hingga Kini


Toko Jamu Babah Kuya didirikan oleh seorang pria Tionghoa bernama Tan Sioe How, yang dikenal luas karena pengetahuannya tentang obat-obatan tradisional.


Nama "Babah Kuya" sendiri berasal dari panggilan masyarakat setempat kepada pendirinya. "Babah" adalah sebutan untuk pria Tionghoa, sementara "Kuya" dalam bahasa Sunda berarti kura-kura.


Simbol kura-kura yang menempel di dinding toko mencerminkan filosofi hidup panjang dan ketekunan—pas banget buat usaha jamu yang udah bertahan lebih dari lima generasi.


Di tengah gempuran apotek modern dan obat instan, Babah Kuya tetap konsisten dengan ramuan tradisionalnya.


Nggak heran kalau banyak pelanggan setia yang datang dari luar kota bahkan luar pulau buat beli jamu di sini.


Dari generasi ke generasi, warisan ini terus dilestarikan, menjadikan Babah Kuya bukan cuma toko jamu, tapi juga bagian dari sejarah budaya lokal.


Suasana Toko yang Klasik dan Autentik


Begitu melangkah masuk ke dalam toko, pengunjung langsung disambut oleh deretan bakul anyaman yang berisi rempah-rempah kering.


Aroma khas dari jahe, kayu manis, temulawak, dan puluhan bahan lainnya langsung menyeruak, membuat suasana terasa hangat dan nyaman.


Bangunan toko yang didominasi warna kuning ini tetap mempertahankan desain aslinya sejak zaman Belanda, lengkap dengan lantai tegel kuno dan langit-langit kayu.


Rak-rak kayu yang tertata rapi menampilkan toples-toples besar berisi serbuk herbal, akar-akaran, hingga daun-daunan yang dikeringkan.


Semuanya ditata dengan estetika klasik yang bikin pengunjung merasa seperti kembali ke masa lalu.


Nggak heran kalau banyak orang datang bukan cuma buat beli jamu, tapi juga buat sekadar menikmati atmosfernya yang khas.


Produk dan Layanan yang Ditawarkan


Babah Kuya menawarkan berbagai macam jamu, dari yang populer kayak kunyit asam dan beras kencur, sampai yang fungsional buat gangguan pencernaan, pegal linu, atau stamina.


Semuanya diracik secara tradisional, tanpa bahan pengawet atau pemanis buatan.


Mimin sendiri sempat nyobain ramuan buat masuk angin yang ampuh banget meskipun rasanya agak "menantang" di lidah.


Selain itu, pelanggan juga bisa konsultasi langsung tentang keluhan kesehatan. Cukup cerita gejalanya, nanti diracikkan jamu yang sesuai oleh peracik yang sudah berpengalaman.


Pelayanan yang ramah dan personal ini jadi nilai tambah yang bikin orang betah balik lagi.


Uniknya, Babah Kuya juga punya koleksi bahan herbal yang udah langka di pasaran. Misalnya daun sambiloto asli, akar alang-alang, atau kapulaga Jawa.


Nggak heran kalau tempat ini jadi rujukan juga buat praktisi pengobatan alternatif maupun mahasiswa yang lagi riset soal herbal.


Konsistensi di Tengah Modernisasi


Di zaman sekarang, banyak toko jamu yang udah beralih ke penjualan online atau malah tutup karena kalah saing.


Tapi Babah Kuya tetap kukuh mempertahankan cara tradisionalnya. Mereka percaya, sensasi belanja langsung ke toko nggak bisa digantikan oleh transaksi digital.


Interaksi langsung, bau rempah yang semerbak, dan pengalaman memilih bahan jamu satu per satu adalah nilai yang nggak ternilai.


Mereka bahkan nggak terlalu aktif promosi di media sosial, tapi pelanggan setianya tetap berdatangan. Itu membuktikan bahwa kualitas dan konsistensi adalah kunci utama yang bikin toko ini tetap hidup sampai sekarang.


Bahkan di era serba digital, Babah Kuya tetap jadi rujukan utama untuk jamu berkualitas di Bandung.


Lokasi dan Informasi Kontak


Toko Jamu Babah Kuya berlokasi di Jalan Pasar Barat No. 44, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Tempatnya memang nggak mencolok dari luar, tapi begitu masuk, dunia lain langsung terbuka.


Untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi, pengunjung bisa menghubungi melalui WhatsApp di nomor 0818 0933 4939 atau 0878 2284 7099.


Kalau kamu ke Bandung dan pengin ngerasain atmosfer toko jamu tradisional yang autentik banget, Mimin saranin banget mampir ke sini.


Cocok buat kamu yang lagi cari alternatif sehat alami, atau sekadar pengin nambah pengalaman baru.


Kuy Ke Babah Kuya!


Babah Kuya bukan sekadar toko jamu, tapi juga warisan budaya yang hidup. Dengan mempertahankan metode tradisional dan pelayanan personal, tempat ini jadi bukti bahwa hal-hal klasik masih bisa bertahan di tengah zaman yang serba instan.


Mimin pribadi merasa bersyukur bisa mengenal dan mengunjungi tempat legendaris seperti ini.


Baca juga : Kampung Madu Banjaranyar Ciamis: Surga Edukasi dan Wisata Alam

Terima kasih atas kunjungannya, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar